Carpe Diem

dear reader...buka mata kamu lebar-lebar (galak), buat liat gambar-gambar ini. dibikin oleh tangan-tangan yang handal walaupun mulanya amatir :') yang biasanya seniman nganvas, yang ini gambar di jalan. semakin malem semakin random, kali ini kepikiran tentang street art, dan kayanya seru banget kalo bisa bikin beginian...tapi mau bikin di Indonesia ntar bikin macet #wops  ganas :D gambar pertama langsung jurang berapi *karena kebanyakan nemunya street art yang extreme,  ga ada yang bunga-bunga, paling pol kupu-kupu ini juga...dead body, terlihat sangat reallll yang dibawah ini lebih parah lagi, bisa bikin lantai datar keliatam ada bagian dalamnya  eh terus nemu cara bikinnya, pasti penuh imajinasi :O  wah super keren babaaang, dengan sentuhan tanganmu jalanan kasar menjadi berwarna&bagus..  dan...pas searching ternyata nemu kata-kata "wrong angel",  selalu aja ada yg namanya imperfection. jadi...street art yang ga k

habituation /ha·bit·u·a·tion/ (hah-bich″u-a´shun) the gradual adaptation to a stimulus or to the environment, with a decreasing response. Pertama denger kata ini dari seorang akang di FK. Saya bilang “Dulu pas awal baru pertama di Bandung perasaan jalanannya ga begini, keliatan lebih gede, kenapa sekarang jadi kecilan ya”. Kata beliau, “Hmm..ya itu namanya habituasi. Respon otak kita pertama kali terhadap sesuatu, akan berubah ketika kita merespon selanjutnya, rasanya jadi lebih biasa.” Waktu itu nggak terlalu ngerti maksudnya apa. Sampai akhirnya tiba masanya system NBSS (Neurobehavior and Sensing System). Ternyata, habituasi itu sebuah proses unik di otak manusia (mungkin otak hewan juga tapi belum tau). Lawannya sensitization (sensitisasi). Jadi, yang saya tangkap tentang habituasi ini adalah proses menurunnya respon diri kita terhadap sesuatu yang tadinya kita akan sangat responsive ketika dihadapkan kepadanya. Sebaliknya, sensitisasi adalah proses meningkatny