Bukan Seperti Mereka lagi
Beberapa saat yang lalu aku naik motor melewati jalan kecil, waktu itu aku mau pulang ke rumah dan melewati jalan kecil. Sampe di suatu tempat yang aku ga begitu ingat, dengan suatu alasan aku harus memperlambat laju motorku, bahkan hampir berhenti. Jalan yang cukup sempit, sangat penuh jika hanya di isi motor yang ku naiki dan beberapa gadis kecil yang menepi karena ada klakson motor.
Perhatianku teralihkan, bukan lagi pada apa yang ada di depanku tapi apa yang harus ku hindari, gadis-gadis kecil itu. Sejenak aku memandangi mereka, dan entah mereka memandangiku atau tidak, yang jelas dari raut wajahnya tergambar seolah-olah mereka berkata "Bukan aku yang salah mbak karena menghalani jalan..aku cuma main di jalan ini kok, mbak lewat duluan aja.." seolah seperti itu,seiring dengan gelak tawa dan saling mendorong satu sama lain. (Mungkin) memandangiku sekejap dan lalu lari.
Terserah apa yang mereka pikirkan, yang jelas aku pernah menjadi anak seusia mereka dan menyenangi hampir semua permainan. Sepulang sekolah (SD) ku taruh saja tas dan tempat minum. Jarang tdur siang dan senang sekali main ke tetangga. mencoba semua jenis tatanan rambut dikala rambutku masih panjang, bermain hujan-hujanan. Teman2 kecil yang seringkali datang menghampiri untuk berjalan ke sekolah pagi-pagi. Tawa yang begitu lepas, lugu dan polos. Tidak terbebani berapa usiaku dan apa yang akan ku lakukan setelah ini.
Itu dulu. Sepuluh tahun yang lalu. Sepuluh tahun itu cukup mengubahku, perlahan tapi pasti, dan salah sekali jika aku bilang 'perjalanan waktu tidak terasa', semua begitu terasa, membekas, aku tidak menyesal atas apa yang telah dan pernah ku lakukan. Di SMP, di SMA, hingga kini hampir (Insyallah) lulus SMA.
Dan kini telah berganti, aku tidak bisa dan tidak patut lagi untuk bermain lompat tali, menata rambut, dan tertawa melupakan pelajaran.
Sekarang dan tahun ini adalah masa penentuan, setelah 18 tahun aku mengenyam pendidikan. Bukan terbebani, hanya saja semakin berat. Terkadang memikirkan masa kecilku adalah khayalan yang indah, aku ingin sebebas itu lagi. Tapi tidak mungkin. Dan aku tidak kecewa, sama sekali tidak. Karena skenario hidup selanjutnya, masa yang akan ku jelang, adalah impian yang akan segera terwujud. Dengan segala usaha, doa dan keyakinan.
iya...kadang aku juga berfikir...uhhh, enak benar jadi anak kecil,yang bisa tertawa lepas tanpa memikirkan beban hidup untuk selanjutnya...
ReplyDeletetapi memang harus bagaimana lagi. Kita sudah harus memikirkan itu semua untuk kelangsungan hidup yang akan datang, walau kita seorang wanita yang nantinnya harus mengikuti perkataan suami, tpi kita harus tetep dapet yang namanya kesuksesan dulu...
walo menurutku yang namanya kesuksesan setiap orang itu berbeda...yang penting kita senang melakukannya , itu sudah dibilang sukses..
so mari kita raih kesuksesan itu, minimal bisa buat diri sendiri bangga dengan apa yang kita lakukan...
halah ngomong pa nembe....wakakakakkk
eh lanjutin ng-blognya!!!!okey!! ;)
tapi gimana ya...aku rindu main masak2an...aku rindu dolanan engklek, lompat tali...aku rindu hujan-hujanan,,
ReplyDeletejust a flash of looking back, hopefully ..
semngat y Mal! follow blogq ya,ntar dirimu tak follow jg:D
emang ciy....tapi ngga mungkin bisa....hanya menjadi kenangan doang bu.....
ReplyDeleteokey dah ku follow tuch...!!!
yang tau fbq cuma kamu doang tuch, isinya cuma isi otak yang tak tersalurkan...hahahah
ralat bukan fb maksudnya blog-q...
ReplyDeletejangan ketawa baca blog-q ya....hehehehhh
tapi ya ngga da yang lucu ciy...heheheh
dilarang RALAT! wleekkk :p
ReplyDeleteya it's oke lah Mal, seneng kan wis tak tiliki blogmu?hehe..JK. latihan nulis Mal, mencurahkan isi hati dan pikiran, ya gag?
semangat! :)