Kebermanfaatan



Seperti biasa, setiap ngumpul tim HIMA pasti dimulai dengan tilawah dan pokeh (lupa singkatannya apa, tapi intinya kumpulan inspirasi). Kemaren sore Pokehnya dari Astika Anindiya Priyono (Stiki) yang menurut saya sangat cukup buat mengingatkan diri ini. Dan inilah isinya, pas banget buat masa-masa regenerasi kaya sekarang ini:

Ada seseorang mahasiswa universitas X mengalami kecelakaan dan dibawa ke IGD RSHS dalam keadaan kritis, dengan brainstem yang udah mati (ini cardinal sign of death). Tapi berhubung orangtuanya berada di suatu tempat yang jauh, akhirnya dipasanglah ventilator untuk mempertahankan fungsi vital tubuhnya. Yaa, bukan itu intinya sih.

Saat itu ada teman kami (teman saya&Astika juga) yang mengunjungi si mahasiswa itu, luar biasa ramai katanya yang besuk. Teman-teman mahasiswa, teman SMA, berkumpul untuk mengunjungi. Bahkan ada seorang ibu yang histeris menangis. Ketika ditanya siapa ibu itu, ternyata bukan orangtuanya, melainkan orangtua teman si mahasiswa.

Lalu kata Astika, betapa dia disayang dan dirindukan oleh orang-orang. Mungkin keberadaannya selama ini telah memberi banyak warna bagi orang-orang di sekitarnya, bahkan bagi orang yang nggak terlalu dikenalnya sekalipun. Sehingga nggak heran ketika musibah menimpanya, banyak orang yang peduli dan mengunjunginya, menunjukkan perhatian mereka.

Nah, pernah nggak sih kepikir ketika meninggal, siapa yang akan melayat ke rumah kita? akankah orang-orang merindukan kita? Apakah keberadaan kita sudah memberi cukup arti bagi orang-orang di sekitar kita? Bahkan lebih dari sekedar keberadaan, apakah kita sudah menebar manfaat bagi orang lain?

Yang lebih menohok lagi adalah contoh yang dikasih Stiki, coba bayangkan, ketika kita dateng ke sebuah perkumpulan, apakah orang yang disitu jadi sebel? Atau sebaliknya, merasa bersyukur atas kedatangan kita?

Subhanalloh, selama ini belum pernah merenungi sedalam itu.

Ditambah lagi penutup dari kang Pesiar, ada orang hidup yang dianggap mati, dan ada orang mati yang dianggap hidup. 

Kita mau pilih yang mana? Selagi masih hidup, kita mau berbuat apa?

Comments

  1. Nice, terkadang memang kita tidak tahu apa yang kita lakukan sekarang benar atau salah, menyakiti orang lain atau tidak, bermanfaat atau tidak, yang jelas cukup percayakan pada Allah kalau jalan yang kita tempuh adalah jalan yang benar. :)

    My blog is available to follow. please check at the bottom of my page in agussuryono.net, Thanks :D

    ReplyDelete

Post a Comment