Little Thing Called Appreciation: a Lesson form Bapak
Hari ini ceritanya lagi bersyukur. Kemarin mencoba translate jurnal dari seseorang yang membutuhkan bantuan dan ya..kebetulan aku pas bisa ngerjain, di sela-sela kegiatan koas. Awalnya sih didorong oleh keinginan pengen dapet uang tambahan, maklum ya belum berpenghasilan. Hehe..harganya ga mahal-mahal lah cukup 15ribu aja per halaman, total jadi 75ribu buat terjemahan yang kedua kali ini, lebih sedikit terjemahan jurnal sebelumnya yang dapet 150ribu. Allah kasih rezeki emang dari dari arah yang tidak disangka-sangka. Itu poin pertama. Poin kedua, sama sekali bukan tentang nominal uang yang aku dapat. Sekedar informasi, Bapak dan Ibu selalu memberi lebih ( next posting : Yang Selalu Memberi Lebih, coming soon ), Ibu bahkan selalu wanti-wanti: “Jangan mikir tentang uang, makan harus kenyang, semua Insya Allah akan dicukupi sama Allah, ada rizki buat Bapak dan Ibu. Apalagi buat pendidikan anak.” Ungkapan seperti, buat aku dan Nanda, somehow malah bikin kami melihat ketulusan yan