Tahun Baruan di RS

Sedih banget ga sih...tahun baruan bukan jaga bukan kerja. Tapi, sama Ninu di ruang isolasi.

Ninu demam dan batuk pilek. Di hari ketiga dan keempat demam kok lemes banget dan ga mau makan. Kebetulan di hari ketiga dan keempat itu juga kutinggal untuk ngurus beberapa hal dan sama Bapaknya di rumah. Dia libur dari penitipan. Dan di hari keempat itu aku putuskan periksa ke DSA, karena udah 2 hari ga masuk makanan+lemes+tampak dehidrasi+napasnya kok tambah cepet. Betul ternyata, setelah diperiksa DSA ada ronki di basal paru&laju napasnya meningkat. Diagnosisnya bronkopneumonia. Seketika aku patah hati, kok bisa ya...

DSA kami menganjurkan untuk rawat inap. Tentunya di periksa PCR dan masuk ruang isolasi. Dua malam di ruang isolasi berdua sama Ninu dan ditemani para perawat+nakes lain. Kasian banget lihat Ninu lesu dan ga ceria, pas batuk2 dan harus dipasang infus+selang oksigen. Rasanya kalau bisa pindah, biar aku aja yang merasakan. Wkwk 

Selama Ninu opname inilah new skill ku sebagai mamak2 unlocked. Meskipun harus patah hati dulu, tapi ternyata dibalik patahan itu kutemukan kekuatan diriku sendiri. Ciessss.

1. Physically kuat
Jangan remehkan badanku yang kurus gini ya. Haha. Aku kuat lho gendong Ninu yang udah 9,1 kg (btw dia turun BB 500gran karena sakit ini) dalam waktu yang lama. Capek? Iya pasti, apalagi Ninu di hari 1-2 banyak pengen digendong, karena nggak nyaman kalau aku gendong sambil duduk, apalagi tiduran. Kalau pas capek, kadang aku pangku sambil duduk 5 detik, terus gendong lagi sambil berdiri. Bahkan di malam pertama, Ninu tidur di pangkuanku sambil aku duduk di sofa, sampai pagi. That bonds is getting stronger.

2. Multitasking
Karena ga boleh ada penunggu lain dan ga boleh gantian, maka semua yg harus dikerjakan aku kerjakan sendiri. Bikin minum, ambil baju, bahkan pipis aku lakukan sambil bawa Ninu. Alhamdulillah dia udah bisa jalan, tapi ada saat-saat dia maunya nempel aku terus. Jadi ya semua dilakukan sambil menggendongnya. Dan PR nya adalah selang infus dan selang oksigen yang cukup pabalieut itu harus disertakan juga. Belum lagi infuse pump yang gabisa lama-lama lepas dari colokan. Ini menguji kesabaran banget.

3. Belajar mengelola emosi
Selama 2 hari 2 malam itu pasti ada saat-saat yang bikin gregetan. Contohnya, pengen pipis tapi Ninu ga mau lepas samsek, lengan pegel tapi Ninu masih pengen digendong, atau Ninu nangis tantrum karena bete ada infusan nempel di tangannya. Dan hari 1-2 ini bener-bener Ninu banyak nangis dan rewelnya. Tiap lihat suster, nangis dan teriak. Saat-saat itu bikin nada meninggi, tapi langsung inget teori parenting yang udah dibaca. Toddler belum bisa mengekspresikan perasaannya, makanya big emotionya disalurkan lewat tantrum. Satu lagi, when a child express his/her emotion, its our task to share the calmness, not joining the chaos. Ini nih saat prakteknya ya saat kayak gini. Indah banget kan kata-katanya? Tapi prakteknya masyaa Allah....susah Bun. Tapi beruntungnya, we always have a second untuk duduk diam dan inhale exhale di tengah chaos yang ada. At least jangan keluar marah dulu, diam aja dulu bernapas yang bener. Dan terbukti bisa meregulasi emosi diri sendiri lagi. Alhamdulillah. 

4. Terkoneksi lagi dengan keluarga
Beberapa hari terakhir lagi jarang ngechat sama Bapak, Ibu  dan Ganjar. Tapi karena di ruang isolasi ini jadi pengen ngobrol sama orang lain. Suami udah pasti. Tapi, suami juga kan ada kerjaan. Jadi ya cerita lah sama Ibu dan Ganjar.

5. Memprioritaskan kembali apa yang terpenting
Saat DSA menyampaikan bahwa Ninu harus rawat inap, aku dan suami seketika melepaskan semua urusan-urusan kami. Prioritas kami adalah nungguin Ninu dan hadir untuknya. Menemani agar dia nyaman dan sehat lagi. Dan afterall, bukankah semua yang kami lakukan (kerja, sekolah, dll) bertujuan untuk itu?
Rasa sayang antar kami bertiga insya Allah makin terpupuk dan terpelihara. 

7. Sabar
Ini adalah pelajaran ultimatenya. Kunci dari kelancaran semuanya, sabar. Dengan sabar, jadi mengendalikan diri untuk ga protes dengan keadaan. Dengan sabar, jadi bisa menyalurkan emosi dengan baik dan benar. Dengan sabar, vibe positifnya juga sampe ke Ninu sehingga pelan-pelan jadi ceria lagi.

8. Tawakkal dan percaya kepada Allah
Di saat sulit kayak gitu, rasa butuh terhadap Allah menguat. Jadi inget berdzikir, inget untuk berdoa lebih, inget untuk dengerin kajian. Benar mungkin ini cara Allah supaya hambaNya deket-deket lagi denganNya. Untuk kebaikan si hamba sendiri. Tertundanya beberapa urusan juga membuat kami belajar bertawakkal. Bahwa ini semua rencana Allah, Allah yang akan urus semua urusan kami. Tugas kami adalah berdoa dan ikhtiar.

Kurang lebih itu

Alhamdulillah, sekarang sudah hari ketiga. Udah ga di ruang isolasi lagi. Ninu udah lepas infus dan boleh pulang. Thanks to Allah yang sudah membantu kami untuk menemukan kekuatan diri dan mendekat lagi kepadaNya. Mau siap-siap pulang duluuu😉

Comments