Cacar Monyet (Monkeypox)

Beberapa hari terakhir sedang ramai diberitakan penyakit cacar monyet. Tapi apa sih cacar monyet atau monkeypox itu? Sudah masuk Indonesia belum ya penyakitnya? Berikut adalah ringkasan tentang cacar monyet dengan sumber dari situs WHO, Kemenkes RI, CDC, NHS UK, Kompas, dll yang insya Allah terpercaya.

Apakah penyakit Cacar Monyet itu?
Cacar monyet (Monkeypox) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox (Monkeypox Virus - MPXV) yang masuk dalam kelompok genus Orthopoxvirus, genus yang sama untuk virus Variola atau Smallpox - dinyatakan tereradikasi tahun 1980.

Kenapa kok tiba-tiba ramai berita tentang Cacar Monyet?
Tanggal 9 Mei 2019, Ministry of Health Singapura melaporkankepada WHO bahwa telah ditemukan 1 kasus Cacar Monyet di negaranya, yang sudah terkonfirmasi oleh laboratorium.

Berawal dari sebuah kasus yang ditemukan, yaitu seorang laki-laki Nigeria berusia 38 tahun yang dibawa ke rumah sakit dengan keluhan demam, pegal badan, menggigil dan ruam-ruam merah pada kulit (7 Mei 2019), yang sudah berlangsung 1 minggu (sejak 30 April 2019). Berikut kronologi perjalanan pernyakitnya.

21 April 2019 : bekerja di Delta State, Nigeria
21 April 2019 : menghadiri pernikahan di sebuah desa di Eboni State, Nigeria
28 April 2019 : tiba di Singapura
29-30 April 2019 : menghadiri workshop 
30 April 2019 : keluhan muncul
1-7 Mei 2019 : belum memeriksakan diri, masih tinggal di hotel
7 Mei 2019 : dibawa ke rumah sakit lalu dirujuk ke National Centre for Infectious Disease (NCID)
8 Mei 2019 : sampling lesi kulit dan dinyatakan postive terinfeksi virus Monkeypox oleh National Public Health Laboratory
16 Mei 2019 : WHO merilis disease outbreak news berjudul "Monkeypox-Singapore" dan menyatakan bahwa pasien dalam kondisi stabil

Bagaimana penularan penyakit cacar monyet?
Penyakit cacar monyet banyak ditemukan di Afrika Tengah dan Afrika Barat, dimana banyak terjadi kontak langsung antara manusia dengan hewan. Virus cacar monyet banyak dibawa oleh hewan pengerat atau rodents, meskipun namanya 'cacar monyet'.
Penyakit cacar monyet ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia (zoonosis). Media penularannya dapat melalui cairan tubuh seperti darah, lesi kulit atau mukosa yang terinfeksi, maupun cairan tubuh lainnya (baik pada hewan hidup atau mati). Infeksi pada manusia pernah ditemukan pada kasus kontak langsung dengan monyet, tupai, dan tikus yang terinfeksi. Selain itu, mengonsumsi daging yang terinfeksi virus cacar monyet juga diperkirakan dapat menjadi cara penularan.
Sedangkan penularan dari manusia ke manusia dinyatakan jarang. Bahkan WHO menyatakan bahwa belum ada evidence penularan manusia-manusia saja dapat membuat penyakit cacar monyet berkelanjutan pada populasi manusia.

Bagaimana gejala yang ditimbulkan?
Cacar monyet adalah self-limiting disease, yaitu dapat sembuh dan pulih dengan sendirinya dalam 14-21 hari. Gejala yang ditimbulkan mirip dengan penyakit cacar (yang juga disebut dengan variola atau smallpox) tetapi lebih ringan.
Gejala awal mulai timbul 14-21 hari setelah terinfeksi virus monkeypox. Gejala tersebut berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, merasa lemas dan kekurangan energi. Pada awalnya memang mirip seperti flu saja. Sekitar 1-5 hari setelah gejala awal, ruam-ruam kemerahan di kulit mulai timbul dan seringkali bermula dari wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Setelah ruam kemerahan (rash) lalu muncul bintik-bintik kemerahan (makula-papula) lalu bintik kemerahan berisi cairan bening (vesikel) dan dapat bernanah (pustule) lalu akan kering membentuk keropeng setelah pecah (scab/krusta).
Meskipun penyakit cacar monyet termasuk self-limiting disease dan gejalanya relatif ringan, tapi juga dapat beraibat fatal. Di Afrika, penyakit cacar monyet dapat menyebabkan kematian 1 dari 10 orang yang terinfeksi (data dari https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/symptoms.html tahun 2015).
Rentang waktu perjalanan penyakit cacar monyet dapat berlangsung selama 2-4 minggu.



Apa yang harus dilakukan bila sudah mulai muncul gejala seperti di atas?
Tentunya memeriksakan diri ke layanan kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan terapi yang tepat. Meskipun self-limiting dan gejalanya relatif ringan, dokter dapat meresepkan obat untuk meredakan gejala (symptomatic drugs). Apabila ada kecurigaan cacar monyet, sebaiknya menghindari kontak dengan orang lain untuk meminimalisir penularan.

Bagaimana pencegahannya?
  • Mengedukasi diri dengan informasi yang terpercaya terkait penyait cacar monyet 
  • Menghindari kontak dengan hewan yang dicurigai terinfeksi virus cacar monyet, khususnya hekwan pengerat dan primata
  • Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi virus cacar monyet serta benda-benda yang berpotensi menjadi media penularan (pakaian, handuk, dsb)
  • Menghindari konsumsi daging liar terutama yang dimasak dengan tidak baik dan benar
  • Cuci tangan menggunakan sabun antiseptik dengan baik dan benar
  • Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Saat ini belum ada vaksinasi khusus untuk penyakit cacar monyet.
Poin-poin pencegahan tersebut perlu diperhatikan secara khusus oleh pelancong dan orang yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
Perlu diketahui, meskipun saat ini Singapura melaporkan adanya kasus penyakit cacar monyet, WHO tidak merekomendasikan pembatasan untuk bepergian atau melakukan aktivitas perdagangan dengan negara Singapura.



Perbedaan cacar monyet dan penyakit kulit yang menyerupai
Gejala awal yang ditimbulkan penyakit cacar monyet dapat menyerupai gejala flu pada umumnya.
Sedangkan ruam dan lenting-lenting pada kulit disebut menyerupai smallpox, varicella zoster, infeksi bakteri, alergi dan  herpes. Meskipun begitu kita bisa mengenali perbedaannya dengan mengamati ada atau tidaknya limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening baik di leher, ketiak, selangkangan) yang disebut sebagai gejala prominen dari cacar monyet. Hal tersebut tidak ditemukan pada smallpox. Sedangkan untuk mengonfirmasi, pemeriksaan lab perlu dilakukan.
 
Ada lagi kasus tentang cacar monyet lainnya?
Kasus yang dicantumkan di atas merupakan kasus cacar monyet pertama di Singapura. Wabah cacar monyet juga pernah terjadi di Amerika Serikat tahun 2003 dan terlapor 70 orang terinfeksi - tidak ada kematian.

Bagaimana kelanjutan kasus cacar monyet di Singapura?
Kementerian Kesehatan (Ministry of Health) Singapura melakukan tracing terhadap individu yang sempat berinteraksi dengan pasien terinfeksi diatas. Individu yang dimaksud antara lain peserta workshop, trainer, karyawan hotel. Saat ini tracing masih berlangsung.

Postingan edukasi Monkeypox dari instagram Kemenkes RI



Semoga informasi ini bermanfaat ya. Let's get educated and stay updated.


Sumber:
Harrison Principles of Internal Medicine 18th edition

Comments