Kupas Tuntas Persiapan Pernikahan (1/3)

Judulnya udah macem artikel web-web ternama nggak sih? Hehehe.

Bahas cerita tentang acara pernikahan emang seolah nggak ada habisnya. Kenapa? Soalnya...pertama, yang perlu disiapin banyak banget. Kedua, banyak pilihan tentang banyak hal. Ketiga, banyaknya pihak yang terlibat sehingga kadang banyak keinginan-keinginan dari mereka. Hal-hal itu emang kadang bikin persiapan pernikahan terasa ribet. Tapi tenang aja, kita bisa melewati itu semua dengan kepala dingin biar lancar sampai akhir.

Menurutku, hal-hal yang perlu disiapkan sebelum acara pernikahan bisa dibagi menjadi 3 kategori: pra acara, selama acara, dan post acara. Kita breakdown begitu biar bisa mengatur prioritas dan timeline penggarapannya. Oya, ini semua kutulis berdasarkan pengalamanku ya. Mungkin sedikit banyak mirip sama pernikahan pada umumnya, tapi detilnya pasti kembali ke masing-masing pasangan dan keluarga.




PRA ACARA

1. Pasangan
Plis jangan dihujat dulu :D Menyiapkan pasangan itu hal yang penting banget. Dan ini bagiku nggak cukup dalam hitungan bulan. Sedikit curcol, menyiapkan pasangan itu dimulai saat aku aware bahwa aku memilih untuk menikah dan itu kusadari sekitar usia 23 tahun. Saat belum terikat hubungan sama siapapun. Di umur itu, aku bertekad (((bertekad))) untuk memulai hubungan yang serius kalau udah nemu orang yang pas - dan mau sama aku tentunya hehe.

Gimana caranya aku tau bahwa he is the one? Kalau aku..dengan cara bertanya 2 hal ke diri sendiri yaitu: "Apakah aku bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang tersebut (yang aku ketahui sejauh itu)" dan "Apakah dia cocok menjadi ayah untuk anak-anak kami kelak?". Berat ya pertanyaannya? Hehe. Itu 2 pertanyaan emang rawan bikin galau, tapi justru dari situ lah aku bisa tahu apa sebenarnya yang kucari.

Oya, disamping ikhtiar itu, aku juga berdoa meminta ke Allah supaya ditunjukkan kepada pilihan yang baik menurutNya. Minta didoakan oleh kedua orangtua juga tentunya ya.


HJ Story

2. Lamaran
Setelah merasa cocok sama calon pasangan, udah saling mengenal dan sama-sama berniat melanjutkan ke jenjang berikutnya, maka hal yang selanjutnya perlu dilakukan adalah ngomongin lamaran. Ini tahapan yang kadang bikin awkward sih kalo buat wanita, karena biasanya yang menginisiasi adalah para pria. Kita akan mulai ngomongin lamaran umumnya setelah si pria mem- propose, ya adegan-adegan yang sweet-sweet itu. Tapi nggak sweet juga nggak apa-apa sih. Hehe.

Lamaran merupakan pengumuman kepada orang-orang (atau seenggaknya keluarga besar) bahwa kita akan menikah. Ada acara lamaran yang dilakukan sebagai formalitas, ada juga yang dilakukan sebagai tanda awal dimulainya persiapan pernikahan. Sebagai formalitas, maksudnya persiapan pernikahan (pertemuan orangtua dll) udah dilakukan jauh sebelum acara lamaran. Sehingga acara lamaran biasanya diselenggarakan mendekati hari H pernikahan (sekitar H-3 bulanan). Sedangkan acara lamaran yang kumaksud sebagai tanda awal dimulainya persiapan pernikahan bisa dibilang semacam pertemuan awal keluarga kedua calon mempelai. Berawal dari situlah kedua pihak keluarga membicarakan segala hal dan printilan pernikahan. Ini yang dulu aku dan keluarga lakukan di H-6 bulan pernikahan. Dan menurutku 6 bulan itu waktu yang mepet buat persiapan. Kalau yang ideal menurutu 8-10 bulan mungkin deh. Apalagi yang perlu pesen gedung dan booking vendor-vendor favorit, karena perlu dibooking jauh-jauh hari.

Selain itu, di acara lamaran pihak perempuan juga akan dikasih 'tanda' kalau sudah dilamar dan biasanya berupa cincin. Ini tergantung kesepakatan masing-masing sih dan seringnya tukar cincin juga. Acara lamaranku juga dulu sederhana banget, tanpa dekorasi, cukup mengundang keluarga dan tetangga dekat aja.


3. Anggaran
Nah, ini nih salah satu bahasan terpenting dalam persiapan pernikahan. Setuju nggak sih kalo di Indonesia pernikahan adalah salah satu selebrasi yang cukup besar? (besar artinya tamu undangannya bisa mencapai ratusan hingga ribuan orang). Atau lebih tepatnya di Indonesia masih jarang pesta pernikahan yang intimate cukup mengundang orang-orang terdekat aja. Nggak salah juga sih, mungkin budaya ini memang wujud rasa syukur yang pengen dibagikan sama sebanyak mungkin orang.

Nah balik ke anggaran. Anggaran bisa kita susun pake microsoft Excel aja, dibikin kolom 'pemasukan' dan 'pengeluaran' gitu. Ini akan mempermudah kita kalau mau nambahin item-item yang lebih detail. Dan...ngitungnya akan lebih cepet dibanding tulis di buku (selain karena bisa tercecer juga). Item 'pengeluaran' juga tergantung masing-masing orang, tapi kurang lebihnya begini:

- Lamaran: katering/konsumsi, dekorasi, pakaian, cincin, dokumentasi
- Cetak undangan
- Booking gedung
- Dekorasi gedung
- Dokumentasi
- Katering
- MUA atau perias (ini perlu dihitung juga keluarga yang akan dirias berapa orang)
- Kain seragam untuk keluarga dan sahabat
- Souvenir
- Wedding organizer
- Biaya operasional (rapat panitia, bensin, pulsa, dsb)

Itu tentang item 'pengeluaran'. Nah tentang item 'pemasukan' juga penting banget untuk dibicarakan dan disepakati. Apakah 100% dari pihak wanita, atau patungan. Apakah 100% dari kedua mempelai, atau dari kedua orangtua mempelai. Mahar juga bisa sekalian didiskusikan, termasuk peruntukannya.

Kenyataan dan perencanaan anggaran bisa banget berbeda. Tapi bukan berarti rencana anggaran nggak penting, seenggaknya rencana anggaran bisa menjadi rem kalau kita udah mulai ada pengeluaran-pengeluaran yang nggak perlu.


4. Konsep Acara
Untuk konsep acara kita bisa menentukan sesuai kesukaan kita atau dream wedding lah istilahnya ya. Nah inilah saatnya kalian mewujudkan keinginan-keinginan kalian. Karena konsep ini sangat menentukan keputusan-keputusan teknis lainnya, mau baju warna apa, dekorasinya gimana. Sebenernya kalo konsep sih lebih ke kebutuhan dokumentasi ya. Tapi, ga salah juga kita pengen mewujudkan keinginan karena kan pernikahan sekali seumur hidup.

Ada banyak website yang jadi sumber inspirasi kita. Yang lebih sering lagi adalah aku cari ide-ide dari pinterest. Disana banyak foto-foto yang memanjakan mata. Hehe. Saat itu aku pengen banget konsep pernikahan dengan akad adat Jawa dan resepsi yang casual - dengan tema putih dan hijau. Oya, bahkan aku sempet dateng ke acaranya Bridestory di Jakarta sama sahabatku Syifa' yang akan nikah 2 minggu setelah aku. Kebetulan banget pas main di Jakarta ada acara gratisan. Hehehe


Konsep dan tema awal akan menentukan detail lain seperti undangan, dekorasi, gaun, dll


5. Mahar
Mahar itu..ga perlu yang mewah-mewah amat, katanya gitu ya, yang penting ada. Ada benernya. Terkadang ada yang menilai bahwa mahar itu menunjukkan status sosial kita. Ada benernya juga. Yang penting jangan dipaksakan, yang ngasih rido dan yang dikasih rido. Hehehe.

Tentang bentuknya, boleh uang, boleh emas, boleh bentuk lainnya juga. Kelebihan dari emas dia nilainya akan stabil, 10 atau 50 tahun lagi :D Kalau emas pun bisa perhiasan, bisa dinar-dirham, bisa emas batangan.

Aku dan calon suami saat itu sempat sepakat mau mas kawin dinar dan dirham, dengan alasan selain bisa untuk menabung emas, juga punya arti tersendiri yaitu menjaga mata uang dengan simbolik dinar dan dirham. Hehe unik kan? Tapi, akhirnya kita ga jadi dan beralih ke emas perhiasan aja, karena lebih gampang aja belinya. Dan jangan lupa, seperangkat alat solat dibayar tunai yah.


Ternyata mengurus pernikahan seru juga lho. Apalagi pas scroll pinterest nyari-nyari ide, jadi mupeng ke semua gambarnya :D Lumayan buat mengurangi kegugupan menjelang pernikahan.
Nah kurang lebih itu persiapan penikahan untuk bagian pra acara. Nanti bersambung ke bagian selama acara dan post acara. Semoga bermanfaat ya! ;)

Comments