The Art of Slowing Down

Bayi udah bobo. Artinya it's time to selonjoran dulu sambil bebas main hp. Tapi sebagai ibu-ibu aku pengen 'accomplish' sesuatu yang lebih dari sekedar selonjoran sambil main hp. Katanya kalau jadi ibu kan harus multitasking ngerjain ini itu sekaligus. Keinginan yang terbersit tadi: nulis di blog, baca tentang Covid-19, memutuskan barang mana yang mau di check out dari tokped, ngobrol dulu berdua sama suami, hmm banyak ya? 

Alhamdulillah sama Allah diberi petunjuk buat bikin popmi dulu 😀 Lalu nengok pinterest dan instagram. Di pinterest liat diy lucu-lucu buat busy book bayi. Di IG liat story temen yang storynya sederhana apa adanya tapi bikin adem, intinya di story dia lagi perawatan. Rehat sejenak dari rutinitasnya. Mungkin semacam reward untuk dirinya. Betapa inspiratifnya.

Seperti biasa, ternyata udah lama dari tadi ya ngescroll terus. Mungkin terdengar gabut ya. Akhirnya aku pikir kayaknya emang malam ini emang malam untuk nggak melakukan list yang kusebut di atas. Malam untuk nggak 'accomplish' dulu list yang ada. Malam yang cukup dinikmati dengan mengalir tanpa rencana. Dan itu bukan berarti jelek. It's a balancing time. Sounds like pembenaran kegabutan but...it's true loh. Slow down, take your time, enjoy the moment, they said.

Lalu malam ini mengalir apa adanya. Dan aku menikmatinya. 

Earlier today I have accomplished things anyway. Bayi udah tidur dan happy, ranjang udah rapi, sempat ngobrol sama suami sebelum ia kembali ngerjain tugas, udah vidcall sama ibu bapak di rumah, alhamdulillah. Meja makan yang berantakan biarlah dulu. Mainan yang berserakan juga bisa nunggu. Beresinnya besok aja, itu juga santai aja. Nothing to rush kalau kata suami. 

Slowing down does feel good. It clears the mind and lead to another feel-good things. 

*Di publish setelah disenyumin Ninu dalam tidurnya  Coming back to snuggle in a blanket with her. Bapak Ninu is in the next room doing some paperwork. Thanks God, I'm blessed.*

Oh, did I just produce a blog post?

Comments