Penatalaksanaan DM Tipe 2 pada Bulan Ramadan


*catatan pribadi


Puasa Ramadan merupakan ibadah wajib yang dilaksanakan oleh umat Islam termasuk yang menyandang Diabetes Melitus Tipe 2. Pada penyandang DM Tipe 2, berpuasa dapat memberikan konsekuensi kesehatan yang penting, terkait dengan berkurangnya frekuensi dan asupan makan. Hal ini berpotensi untuk menyebabkan pasien 5 kali lebih beresiko mengalami hiperglikemia dan sebanyak 7 kali lebih beresiko mengalami hipoglikemia. Sehingga perlu adanya panduan penyesuaian penatalaksanaan DM Tipe 2 selama berpuasa Ramadan dengan mempertimbangkan profil risiko pada masing-masing individu.


ADAPTASI METABOLIK PADA KONDISI PUASA




POTENSI RISIKO

 



 KATEGORI RISIKO







 RANGKUMAN PENATALAKSANAAN:

Non-Farmakologi:

1.       Edukasi kepada pasien tentang perlunya penyesuaian penatalaksanaan DM Tipe 2 saat puasa Ramadan.

2.       Nutrisi dan asupan cairan

-          Asupan cairan: 30cc/kgBB dalam sehari

-          Tepat jenis makanan: sama dengan saat tidak puasa karbohidrat 45-65%, protein 10-20%, lemak 20-25%, natrium <1500mg /hari, serat 20-35 gram/hari)

-          Tepat jumlah makanan: 30-35 kkal/kgBB

-          Tepat jadwal: antara waktu buka dan sahur terbagi menjadi 3 makan utama

3.       Aktivitas Fisik

-          Tetap dilaksanakan, jenis: jalan kaki durasi 15 menit, waktu: 2 jam setelah buka puasa,

4.       Pemantauan gula darah mandiri

-          Kapan?

5.       Edukasi kondisi yang perlu segera membutuhkan penanganan

Bila mengalami pusing, lemas, pingsan, segera ke Faskes terdekat.

 

Farmakologi:

1.       Metformin 3x500mg à disesuaikan menjadi 2 kali sehari (1000mg saat buka puasa dan 500mg saat sahur)

2.       Sulfonilurea 1x sehari à disesuaikan menjadi 1x sehari (sesaat sebelum buka puasa)

3.       Sulfonilurea 2x sehari à disesuaikan menjadi 2x sehari (1 dosis sesaat sebelum buka, ½ dosis saat sahur)





REFERENSI:
Panduan Penatalaksanaan DM Tipe 2 pada Individu Dewasa di Bulan Ramadan. PERKENI, 2015.

Comments