Hospital Playlist's Take Home Messages


Jadi, baru nonton Hospital Playlist series sekitar 3 bulanan ini. Meskipun telat tapi justru seru karena nontonnya bisa kapanpun aku mau, nggak harus nunggu Kamis sore, ya kan? Haha..(padahal sebenernya karena kemarin-kemarin emang kurang gawl aja dan baru belakangan langganan Netflix).

Ada beberapa scene yang menarik buatku dan cukup wise menurutku. So relatable to me as someone who is just started a career in medicine. Jadi...ini lah pelajaran berharga dari Hospital Playlist sesi 2 episode 9.

Apresiasi buat segenap tim medis
Suatu saat ada sepasang suami istri yang berterima kasih banget ke dr. Ahn Jeong Won, SpBA karena bayinya yang berhasil dioperasi* dan sekarang sudah bisa minum pake botol dot. Dan apa jawabannya Ahn Jeong Won?

Later tim perawat dapet paket makanan dan ternyata itu ucapan terima kasih dari suami istri yang tadi. Tim perawat pun jadi terharu.

Moral of the story? Of course, dokter akan selalu jadi bintangnya. Tapi, ingatlah bahwa dokter adalah bagian dari tim juga. Ada peran profesi lain dalam tim yang nggak kalah pentingnya. 

*Operasi ileostomi karena nekrosis enterokolitis saat usia 2 miggu, BBLASR (750 gram) lahir prematur, 3 bulan di rawat di NICU. Lanjut pemasangan feeding tube saat beratnya 3 kg (ini jelas nyontek waktu nonton ya, bukan menghafal haha).


Menghargai semua spesialisasi, karena semuanya penting dan berperan
Kali ini cerita dari Kim Jun Wan, SpBTKV (mungkin kalau di Indonesia paling deket ini ya, aslinya sih kalo Jun Wan bedah torakoplastik - kayak kenal aja haha). Dia baru saja menangani suami dari teman istrinya Jae Hak (hayo lho rumit kan). Istrinya Jae Hak dititipin pertanyaan:

"Kalau harus pilih satu momen yang terpenting, yang mana? Operasi perut atau operasi toraks?" 

Dan, apa jawabannya Kim Jun Wan? 

"IGD. Karena tim di IGD bekerja dengan baik, maka pasien bisa sampai ke meja operasi dengan selamat."


Moral of the story? Terkadang, yang terlihat paling keren dan diterimakasihi itu ya yang kelihatan, in this case bedah torakoplastik dan bedah umum. Tapi, meskipun Kim Jun Wan ada di posisi keren itu, dia tetap menjawab objektif, yang secara nggak langsung menyanjung tim IGD. Memberi perspektif baru juga ke pasien.

Selain dari sudut pandang bedah torakoplastik (Kim Jun Wan dan Jae Hak), ada cerita dari sudut pandang lainnya lho. Yaitu dari sudut pandang tim IGD (dr. Bong Kwang Hyeon, SpEM dan residennya). Ini nih ceritanya:

Si residen EM ini kecewa karena ketika visite pasien bareng residen bedah torakoplastik di ruang ranap, yang di mention dan dapet ucapan terima kasih dari pasien justru tim SpBTKV dan SpB, karena pasien cuma liat mereka berdua saat sadar. Saat genting di IGD dia nggak lihat betapa SpEM nya bekerja keras menyelamatkan pasien, karena memang mengalami penurunan kesadaran. 

Singkat cerita, si residen ini kecewa, off sebentar dari ruang IGD ke area merokok. Si dr. So-Hye udah agak kesal sama residen ini, karena IGD lagi hectic eh tapi dia malah pergi, udah mau nyamperin. Tapi dr. Bong menahan dr. So Hye, dia pengen menemui si residen ini by himself. Dia pun duduk ke sebelah si residen.

Apakah dr. Bong terus mencibir "Alah, gitu aja tersinggung"? Enggak.

Setelah nyamperin si residen, dr. Bong pun dengerin cerita dia (tanpa ngata-ngatain dan merendahkan tentunya) lalu menyampaikan pendapatnya.

Wah, kayaknya ini nggak akan ada di dunia nyata sih. Alih-alih berempati mungkin Bong akan marahin, dan nyinyir. Nggak cuma itu, dia mungkin bakal menyebar gosip. Drama oh drama, I know the stories in it sound too good to be true tapi ini sebetulnya hal yang mampu untuk kita lakukan di dunia per*peeep* -an. Karena dengan sedikiiit aja empati dan kebijaksanaan Bong - tanpa mengurangi sisi profesionalitasnya, si residen ini jadi semangat lagi dan bahkan bergegas balik ke IGD untuk kerja lagi sama temen-temennya. He lift him up, in a proper way. Walaupun sebenernya, menurutku, idealnya, ngobrolnya di luar jam kerja aja sih. Jangan ngilang di tengah jam kerja IGD gitu maksudnya, udah tau IGD nya hectic, kan So Hye jadi kesel. Wkwkwk. But still, I admire how they solve that problem!

Unbelieavable aku sefasih ini ngomongin drakor. Hahaha, padahal dari dulu susah mau memahami drakor karena nggak ngerti bahasanya. Tapi dengan nonton Hospital Playlist, ternyata jadi kenal drakor. Big thanks and appreciation buat sutradara dan segenap timnya - yang tentu nggak nongol di layar kaca, nggak seterkenal para pemainnya, tapi justru penting banget buat terlahirnya drama yang sangat heart warming ini.

Then come this reminder: let's appreciate more, stay professional and nyinyir less

Comments