Carpe Diem

Istilah MPASI pasti sudah nggak asing bagi para ibu muda. Sejak jaman dulu sebelum ada internet, para ibu mengenal istilah MPASI melalui buku KIA yang berwarna pink . Inget banget jaman pemberian MPASI adek-adekku, buku KIA adalah resource yang praktis, ringkas dan lengkap. Aku juga suka baca, lho. Hehehe. Jadi, teori MPASI sudah ada dari dulu ya. Nah, sekarang jamannya udah lebih canggih. Ada tv, internet dan buku. Jadi informasi tentang MPASI pasti udah banyak dan beragam. Tapi, saking beragamnya kadang banyak informasi yang simpang siur. Misalnya, yang sering kutemukan nih: - Mana yang tepat, MPASI 4 bintang atau MPASI berapa bintang? - Menu tunggal atau menu lengkap? - Madu boleh nggak untuk bayi? dan banyak lagi yang lainnya. Oleh karena itu, yuk kita edukasi diri kita tentang MPASI dengan informasi yang tepat dari ahlinya. Dalam hal ini, ahlinya adalah dokter spesialis anak, dengan subspesialisasi nutrisi dan metabolik. Perlu banget kita tahu seluk beluknya karena MPASI adalah s

Gambar diambil dri www.vectorstock.com Alhamdulillah...sampailah di postingan tentang bayiku yang berusia 6 bulan. Apa coba yang bikin excited para ibu di usia ini? Yap, MPASI! Aku pun begitu. Yang bikin excited tentang MPASI adalah acara masak-masak dan bikin menu. Juga foto-foto makanannya, liat postingan para ibu lainnya, alat-alatnya, semuanya😋 Tapi meskipun sibuk dengan MPASI, jangan lupa dengan pemantauan tumbuh kembangnya ya Bun.  Seperti biasa, dengan tujuan sharing dan bikin kenang-kenangan buat diri sendiri, aku mau meringkas progres tumbuh kembang bayiku ya. Untuk bagian perkembangan, kali ini pakai format KPSP. Apa itu KPSP? KPSP adalah kuesioner pra skrining perkembangan yang digunakan untuk memantau perkembangan bayi. Lebih lengkapnya disini ya KPSP. Pertumbuhan PB 68cm BB 7300gram LK 45cm Gigi mulai nongol yang insisor bawah kanan Gerak kasar Bisa balik terlentang dan bisa menggulingkan badan sampai tepi kasur. Bayiku pernah jatuh dari tempat tidur huhu. Alh

Newest to oldest 2020 Bayiku 5 Bulan: Semua Masuk Mulut! The Art of Slowing Down Bayiku 4 Bulan: Tengkurap Bayiku 3 Bulan: Memulai Rutinitas Sebelum Tidur My Birth Story - Part 1 Resolusi 2020 Rezeki Setelah Menikah 2019 End Year Wisdom Pinterest is My Favorite Kondangan Alone Kupas Tuntas Persiapan Pernikahan (1/3) Cacar Monyet (Monkey Pox) Gratitude Journal Resolusi 2019

Si bayi hari ini udah 6 bulan lebih. But let's do the throwback ke usia 5 bulan. Usia dimana banyak benda sekitar yang menarik perhatiannya dan dimasukin ke mulut. Memasuki usia 5 bulan bayiku udah lancar tengkurap tapi belum bisa balik terlentang. Meskipun begitu, dia udah mulai seneng diposisikan duduk sambil ditopang punggungnya. Kata DSA juga udah makin kuat punggungnya. Jadi sehari-hari aku dan suami udah mulai pangku dia sambil duduk. Kalau digendong udah bisa noleh kanan kiri, menandakan otot lehernya udah kuat.  Saat kunjungan ke DSA di usia 5 bulan, BB si bayi terpantau di 6980 gram. Ya 7 kg deh pasnya. Hehehe. Kunjungan 5 bulan ini tujuan utamanya buat imunisasi DPT3, HiB3, IPV(Polio3), dan PCV2. Selain motorik kasarnya, perkembangan kognitif dan sosial si bayi juga makin terlihat. Dia nangis kalau aku beranjak dari sisinya (jiah) meskipun cuma 2 meter aja masih kelihatan. Kalau baca dari Chais Play, hal itu disebut separation anxiety , pertanda bagus bahwa b

Bayi udah bobo. Artinya it's time to selonjoran dulu sambil bebas main hp. Tapi sebagai ibu-ibu aku pengen ' accomplish ' sesuatu yang lebih dari sekedar selonjoran sambil main hp. Katanya kalau jadi ibu kan harus multitasking ngerjain ini itu sekaligus. Keinginan yang terbersit tadi: nulis di blog, baca tentang Covid-19, memutuskan barang mana yang mau di check out dari tokped, ngobrol dulu berdua sama suami, hmm banyak ya?  Alhamdulillah sama Allah diberi petunjuk buat bikin popmi dulu 😀 Lalu nengok pinterest dan instagram. Di pinterest liat diy lucu-lucu buat busy book bayi. Di IG liat story temen yang storynya sederhana apa adanya tapi bikin adem, intinya di story dia lagi perawatan. Rehat sejenak dari rutinitasnya. Mungkin semacam reward untuk dirinya. Betapa inspiratifnya. Seperti biasa, ternyata udah lama dari tadi ya ngescroll terus. Mungkin terdengar gabut ya. Akhirnya aku pikir kayaknya emang malam ini emang malam untuk nggak melakukan list yang kus

Sebentar lagi bayiku masuk usia 5 bulan. Alhamdulillah..artinya usia 4 bulan udah hampir lewat. Wah..terharu. Usia 4 bulan identik banget sama tengkurap ya biasanya. Nah di usia 4 bulan bayiku bisa tengkurap sendiri. Jadi pas bangun pagi miring-miring, eh terus deh sampe tengkurap hehe lucu banget! Tapi bagiku ini nggak yang jadi momen pertama banget. Karena hari-hari sebelumnya si bayi udah miring-miring, lalu dibantu membalik badan, lalu kadang dia bisa balik sendiri. Sampailah dia bisa balik (yang hampir) sempurna di usia 4 bulan itu. Perkembangan menuju tengkurap ini sepertinya subtle but sure , bukan yang, tadaaa tiba-tiba tengkurap, tapi melalui proses yang sedikit-sedikit itu. Jadi ya...dinikmati aja sambil terus distimulasi. Contoh stimulasinya banyak di youtube. Pastinya cari yang terpercaya dan dari ahlinya. Karena kemampuan tengkurap ini akan (seharusnya) dimiliki bayi pada usia 4-5 bulan. Momen tengkurap alias tummy time jadi seru banget ketika si bayi udah bis

Alhamdulillah..berhasil melewati trimester keempat bersama Ninu. Dari beberapa artikel yang kubaca, usia 3 bulan sering jadi penanda untuk para orangtua baru. Penanda apa? Banyak. Misalnya, "Nanti kalau udah 3 bulan ga akan serewel ini", "Nanti kalau udah 3 bulan ga akan sering bangun malam", "Nanti 3 bulan mulai ngoceh", dan juga "3 bulan pertama setelah kelahiran ibarat trimester keempat kehamilan" - mungkin karena ini masa adaptasi bayi dan juga orangtua baru khususnya ibu. Di usia 3 bulan ini banyak banget pertumbuhan dan perkembangan yang dialami Ninu. Si bayi mungil ini panjangnya udah 64 cm dan beratnya 6,485 kg. Kukunya udah keras, lebih pendek. Badannya lebih berisi, rambutnya mulai lebat. Alisnya juga udah kelihatan. Maasya Allah tabarakallah. Kemarin baru imunisasi PCV dan pekan depan insya Allah akan imunisasi Infarix Hexa. Seneng banget nih ibunya karena pas imunisasi PCV dia ga nangis pas disuntik, selepas disuntik baru deh nangis b

Cerita tentang persalinan memang selalu istimewa. At least dari semua birth stories yang aku temukan, kurang lebih begitu. Ternyata setelah mengalami sendiri, memang benar istimewa&berkesan. Let me share a good one of mine. Sebagai seorang calon ibu dengan status G2P0A1, aku ada keinginan dan rencana melahirkan dengan metode per vaginam. Tapi rencana Allah lah yang lebih sempurna. Aku pun harus SC cito di malam lahiran. Selengkapnya tentang kenapa harus SC cito menyusul ya. Jadi..ini nih cerita persalinanku. Jam 10.00 - suami dateng Suami dateng ke rumah ortuku, dari rumah mertua, baru pulang dari Bandung. Situasi percovidan yang bikin dia yang harus WFH ada hikmahnya tersendiri buat kami. Aku jadi ditemenin dia di hari-hari menjelang lahiran hihi. Begitu dia dateng kami nggak ada aktivitas istimewa. Makan, senam hamil, ngobrol, dll. Jam 12.00 - tanda persalinan (+) dan mulai mules Aku mandi (ketauan mandinya siang amat ya) dan saat itu ada tanda persalinan (bercak da

Pernah denger ungkapan "menikah membuka pintu rezeki"? Familiar banget ya. Lebih tepatnya mungkin ungkapannya begini, "orang-orang yang menikah akan Allah cukupkan kebutuhannya". Menurutku, ada benarnya juga sih. Tapi tentunya ga se magic itu tiba-tiba sim salabim rezeki dikirim dari langit, selalu ada usaha yang perlu dikerjain dulu. Jauh sebelum menikah pasti udah banyak juga sih yang Dia kasih ke kami (ketika masih hidup masing-masing). Tapi karena kami baru latihan hidup bareng, pencapaian berdua tuh jadi sesuatu yang baru dan cukup  exciting buat diwujudkan. Selain itu, dalam konteks pernikahan jelas banyak banget hal-hal yang perlu disinergikan. Di usia pernikahan yang baru 1,5 tahun ini banyak banget momen hidup yang cukup berkesan. Mulai dari yang hal yang besar sampai hal yang kecil. Jujur aja pada saat mengalaminya nggak kerasa sebermakna itu, dibandingkan kalau lagi  flashback dan meng- wrap up apa aja yang udah terlewati dan tercapai. Disitu

Sejak tahun 2019, aku mulai menyadari untuk bikin resolusi yang serius. Serius untuk beneran mau diwujudkan, ga cuma kepengen di awal-awal tahun aja (karena ini yang terjadi di jaman mahasiswa hehehe, segala dijadiin resolusi). Yang hasilnya malah banyak yang nggak tercapai karena bikinnya ga realistis. But it was a process though, I appreciate my self for trying and those phases contributed in shaping who I am (hopefully a better me) today. Sebelum ke resolusi 2020, aku pengen evaluasi resolusi 2019-ku. Yang mana sebenernya baru kemaren banget dibikin dan ditulis. Time flies, it's real. Jadi, aku punya tiga resolusi untuk tahun 2019. Postingannya ada di sini . 1. Dare to say "No" Tercapai insya Allah. Now I am a more confident and brave girl (girl??) to say "No" to things that I want to "No" or to things I'm not sure about. Ini nyata bermanfaat banget buat diriku sendiri, biar ga gamang dalam memutuskan, dan juga buat orang lain supaya se